Jakarta, CNN Indonesia -- Nelayan tradisional di sejumlah kabupaten/kota di Sumatera Utara terpaksa tidak melaut akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mengganggu jarak pandang. Wakil Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumut, Nazli, mengatakan nelayan yang tidak pergi ke laut berasal dari Kabupaten Mandailing Natal, Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, dan Kepulauan Nias.
"Nelayan yang berasal dari wilayah Pantai Barat Sumatera, selama sepekan ini tidak turun ke laut, dan menganggur di rumah," ujar Nazli, Minggu (22/9) dikutip dari Antara. Menurutnya, ketakutan nelayan soal jarak pandang di tengah laut akibat asap karhutla itu beralasan. Merka, kata dia, tak memiliki perlengkapan navigasi modern. Hal itu bisa mengakibatkan mereka tidak mengetahui arah dan tujuan. "Bisa saja nelayan tersebut sampai ke India, Australia, dan Afrika, karena mengarungi perairan Samudera Hindia dan merupakan lautan lepas," ucap dia.
"Jadi, peralatan nelayan di wilayah Pantai Barat itu, serba minim dan tidak dapat memantau situasi kabut asap, ombak besar dan angin badai," katanya. Ia mengatakan tidak melautnya nelayan kecil itu mengakibatkan ikan yang dijual semakin berkurang dan harganya juga cukup mahal. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Minggu (22/9) pukul 16.00 WIB, daerah Sumut dikepung oleh wilayah yang memiiliki sebaran titik api tinggi. Yakni, Riau (381 titik api), Jambi (1021 titik api), Sumatera Selatan (1018 titik api).[Gambas:Video CNN] (arh)
Sumber : Kabut Asap Karhutla Tebal, Nelayan Sumut Libur Melaut
No comments
Post a Comment